Hancur? Benar. Sebuah negara bisa saja hancur dan namanya tinggal sebuah sejarah. Coba saja, apakah loe pada tahu ada negara bernama Uni Soviet? Negara yang menganut paham komunis ini hancur pada tahun 1991 hingga terpecah-pecah. Ada lagi negara Yugoslavia, pecahan Uni Soviet, eh..hancur juga. Negara yang berdiri tahun 1918 dengan ibukota Beograd itu runtuh tahun 2003 hingga terpecah menjadi 6 negara baru. Ternyata bisa juga negara itu akhirnya hancur dan tak ada lagi. Apakah karena bom atau perang? Apakah karena bencana alam? Ternyata lebih pada akibat masalah-masalah internal di dalamnya. Wow.. mungkinkah Indonesia hancur? Apakah Indonesia bisa hancur? Bilamana indonesia hancur? Pertanyaan-petanyaan yang “mengerikan” ya? Atau malah loe pada bingung dengan pertanyaan itu.
SUATU HARI DI TAHUN 1990
Di sebuah konferensi pendidikan di Massachusetts, Amerika Serikat seorang pembicara naik ke atas podium dan berbicara beberapa saat. Seluruh peserta terperangah! Mereka terdiam hingga pemaparannya selesai dan memberikan standing applaus kepadanya seusai turun dari podium. Dr. Thomas Lickona (Universitas Cortland) sedang memaparkan hasil penelitiannya dalam 30 tahun terakhirnya pada dunia. Pengamatan dan penelitian yang menghasilan 10 ciri generasi yang membawa kehancuran sebuah bangsa. Pasti loe pada penasaran, apa saja ciri-cirinya.
Ciri atau tanda generasi yang membawa kehancuran sebuah bangsa (sambil loe dan gue perhatikan apakah tanda-tanda itu ada di Indonesia.. siapkan pinsil dan kertas juga)
Bukan makan makanan keras loh. Ini lebih pada banyaknya kekerasan pada remaja. Seperti banyaknya tawuran baik di sekolah maupun antar sekolah. Nah, loh..apa loe juga salah satu pelakunya? He..he.. Kalau tawuran mereka sudah berani bawa macam-macam senjata tajam (pisau, golok, panci, eh salah), serta tak takut melukai bahkan membunuh lawannya.
- Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk
Makian dan kata-kata baru tidak sesuai dengan bahasa Indonesia EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) banyak berkeliaran di kalangan remaja. Muncul istilah bahasa gaul atau alay. Boil (mobil), baks (rokok), yalsi (sial), spupet (sepupu), woles (slow, lambat), dan masih ribuan lagi bahasa gaul. Belum lagi singkatan yang dibuat sendiri.
- Berkelompok demi mendapatkan kekuatan demi kekerasan
Munculnya banyak geng di kalangan anak muda. Geng Motor, yang terkenal kejam dan tidak manusiawi. Kekuatan kelompok lebih kuat dibandingkan guru dan orangtua.
- Meningkatnya perilaku merusak diri
Perusakan diri melalui perbuatan-perbuatan seks bebas, narkoba, perbuatan yang tidak malu lagi ditunjukkan pada orang lain. Mereka tidak lagi malu melakukannya. Malahn bangga melakukan dosa-dosa itu. Eh,malah direkam dan diupload di dunia maya lagi, ups!
- Semakin kaburnya Pedoman Moral baik dan buruk
Generasi tak lagi tahu mana yang benar dan buruk, hidup dalam egois dan semua untuk kepentingan serta kesenangan sendiri. Tidak peduli orang lain. Mereka tak punya pegangan moral pasti yang menjadi dasar perilakunya. Apakah ini boleh dan tidak. Semunya menjadi relatif. (baca saja: nggak jelas, atau abu-abu)
- Menurunnya rasa bangga, cinta akan tanah air (Patriotisme)
Generasi mulai hilang kecintaan akan negerinya. Lebih terpengaruh budaya di luar bangsanya dan malu saat mengakui, memakai, aribut budaya bangsanya. Sedikit-sedikit menggunakan merk atau produk luar, atau bahkan menghina produksi dalam negerinya. Tidak lagi menghormati simbol-simbol negara (bendera, presiden, lambang negara, dan lagu kebangsaan).
- Rendahnya rasa hormat terhadap orang lain, orangtua, dan guru
Sosok otoritas tak lagi dihormati. Dalam ini adalah orangtua, guru, dan pemimpin.
- Rendahnya rasa tanggungjawab baik secara individu maupun warga negara
Meningkatkan perusakan kepentingan publik, termasuk menjaga aset dan fasilitas publik. Tak ada tanggungjawab.
- Ketidakjujuran telah menjadi budaya
Hilangnya kepercayaan satu dengan yang lain, terlebih para pemimpin karena ketidakjujuran perkataan serta kemunafikan.
- Berkembang rasa saling curiga, membenci, dan memusihi antar warga negara (SARA)
Saling curiga satu dengan yang lain, antar golongan, agama, partai, atau kelompok tertentu. Bahkan isu-isu yang berbai SARA (Suku, agama, Ras, Antar golongan) serting dijadikan pemicu permasalahan.
Wiuh, banyak sekalli ya? Ada 10 tanda-tandanya. Setelah loe buat check list, nah kira-kira tanda-tanda itu makin kuat dan terus beertambah kagak? Ya. Masih ada harapan, dimulailah dari diri kita terlebih dahulu untuk belajar mencintai negeri ini. Dan lakukan yang baik, dan berkenan di hadapan Allah melalui caraNya, bukan cara manusia. Intinya, dimulai diri loe dan gue lebih dulu. Buat Indonesia tetap berdiri tegak, karena ada umatnya yang hidup benar.
Siapa yang berani berdiri tegak dan melawan arus untuk melakukan yang benar dan hidup takut akan Tuhan? Untuk Kerajaan Allah dan untuk Indonesia negeri tercinta. (HTW)
No Comments