DIET PADA ANAK AUTIS DAN ADHD

 

adhd-adalah

Diet pada penyandang autis cukup dipahami oleh keluarga. Namun seberapa pentingnya diet tersebut bagi mereka? Seberapa konsistennya diet bagi mereka? Peran orang tua sangatlah penting dalam menjalani terapi Diet ini. Karena bukan hanya mereka tidak boleh mengkonsumsi beberapa makanan tertentu yang mengandung bahan tertentu, namun orang tua juga harus meilhat dan memperhatikan keseimbangan makanan yang dikonsumsi. Perlunya rotasi dalam menjalani terapi diet ini.

Diet ini diperlukan jika penyandang autis dan ADHD alami gangguan pencernaan (sulit buang air besar, diare, bentuk tinja yang tidak bagus, frekuensi), gangguan kesehatan yang terus menerus (batuk, pilek, radang tenggorokan, infeksi telinga), gangguan konsentrasi, atau gangguan Perilaku (kepatuhan, kehidupan sosial)

Yang harus dikurangi atau dihapuskan:

  • Susu Sapi, Susu Soya dan semua turunannya (keju, yoghurt, mentega, dll)
  • Tepung Terigu dan turunannya (Biskuit, mie, roti, dll)

 

Memang Gluten dan Kasein harus dihindari oleh penyandang autis. Namun jangan sampai anak kekurangan protein yang amat penting untuk tumbuh kembangnya. Para ahli sepakat penyandang autism sebaiknya berdiet Gluten dan Kasein, atau yang dikenal dengan diet CF-GF (Casein Free, Gluten Free). Selain diyakini dapat memperbaiki gangguan pencernaan, juga bisa mengurangi gejala atau perilaku autistic pada anak. Meski sama-sama protein, Gluten dan Kasein berbeda.

 

  • GLUTEN adalah protein yang  berasal dari gandum dan biji-bijian lain termasuk terigu, gandum, rye, dan oat.  Makanan yang dibuat dari biji-bijian tersebut juga ditemukan dalam pati makanan, beberapa cuka, kecap, saus teriyaki, perasa, warna buatan, dan protein nabati. Sedangkan KASEIN berasal dari susu sapi. Kedua jenis protein ini sulit dicerna. Gluten jika tercampur air akan berubah menjadi bahan yang lengket seperti lem. Inilh yang mempersulit pencernaan dan penyerapan nutrisi. Bila sudah pekat dan sulit dicerna. Gluten merangsang pertumbuhan bakteri jahat yang menimbulkan gas, sembelit kembung dan diare. Fungsi Gluten dalam roti dan kue sebagai protein yang elastic, sehingga roti dan kue mempunyai stuktur dan empuk/renyah. Kue yang kekurangan gluten, akan jadi bantat, liat dan rapuh serta kering dan mudah hancur. Hasil olahan yang mengandung gluten adalah semua yang berasal dari tepung terigu seperti macaroni, spaghetti, mie, ragi, juga bahan pengembang kue dan roti. Selain itu juga sereal atau snack crackers juga umumnya dari gandum-ganduman.

 

  • KASEIN adalah protein yang ditemukan dalam susu dan makanan yang mengandung susu. Produk olahan yang mengandung kasein, selain susu sapi segar maupun susu bubuk, juga adalah mentega, keju, yoghurt, cokelat, es krim, dan susu kedelai. Menurut salah satu teori, beberapa orang penyandang autisme tidak bisa mencerna  gluten dan kasein yang membentuk peptide (zat yang bertindak seperti opiat dalam tubuh mereka).  Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa peptide memicu respon system kekebalan tubuh yang tidak biasa, peptide juga ini mengubah perilaku, persepsi dan tanggapan terhadap lingkungan. Bagi penyandang autis yang memiliki gangguan pencernaan dengan mengkonsumsi gluten dan kasein ini bisa membuat mereka tambah menderita. Serpihan yang tidak tercerna dengan sempurna, yaitu peptida seharusnya dibuang melalui urine. Namun pada penyandang autis, sebagian besar peptida ini diserap kembali melalui usus, masuk aliran darah, menembus dinding pemisah otak dan masuk ke jaringan otak. Kondisi seperti ini disebut Leaky Gut (peningkatan permeabilitas usus-usus yang bocor). Menurut Dr.P. Deufemia, anak dengan gangguan autisme banyak mengalami leaky gut. Di otak peptide tadi diserap reseptor opioid dan berubah menjadi morphin, yaitu casomorphin dan gluteomorphin. Fungsi otak menjadi kacau dan yang terkena adalah fungsi kognitif, reseptif, atensi dan perilaku. Hal ini memperburuk gejala yang sudah ada, dan kalau otak terus menerus mendapat tambahan zat-zat ini maka sel-sel otak tersebut lama kelamaan bisa menjadi mati.

 

Tanda peptide yang tinggi dalam tubuhnya :

  • Susah buang air besar
  • Suka berhalusinasi
  • Cara berjalan yang perlahan
  • Pernapasan melambat
  • Gatal-gatal
  • Tidak merasakan sakit, takut, lapar dan dingin

Itulah sebabnya mengapa jika kita menghilangkan makanan yang menghasilkan peptide, gejala-gejala akan menghilang. Dari beberapa penelitian pemberian diet tanpa gluten dan kasein ternyata memberikan respon yang baik terhadap 81% anak autisme.

Susu kedelai juga memiliki peptida yang tinggi dalam urine mereka. Banyak anak penyandang autis yang mengkonsumsi susu kedelai semakin lama terlihat semakin hiperaktif, tidak patuh, tidak konsentrasi, buyar perhatiannya. Itu efek dari morphin yang disebabkan karena kedelainya meninggi. Casomorphin dan gliadorphin (Gluteomorphin) menanjak. Efeknya sama seperti minum susu sapi. Berhati-hati memberikan susu pengganti karena alergi dengan susu kedelai yang menjadi meningkatnya kedua morphin dalam otak. Alergi dan naiknya kedua morphin itu adalah dua hal yang berbeda dan test lab-nyapun berbeda.

  • Tes alergi diambil dari sampel darah
  • Tes gliadorphin dan casomorphin diambil dari sample urine

(Sumber : LRD Member @Facebook)

 

Tuhan menciptakan semuanya baik adanya termasuk segala sesuatu yang kita makan dan minum, tetapi apakah segala sesuatu itu berguna dan apakah segala sesuatu yang kita makan bisa membangun tubuh kita untuk menjadi lebih baik dan sehat ? ( 1 Kor 10:23 ).

 

Dan jika hal itu sangat berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak-anak kita, baiklah kita dengan penuh hikmat untuk tidak memberikannya kepada anak kita, ingatlah bahwa tubuh kita adalah bait Allah

1 kor 3:16 “ Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” .

 

Mari bersama-sama kita memberikan yang terbaik buat apa yang dikonsumsi anak-anak kita agar melalui tubuhnya nama Tuhan dipermuliakan. Amien !

No Comments

Enroll Your Words

To Top