PEKERJAAN DI RUMAH

Keluarga 1

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

(Matius 25:23)

 

 

SEMUA ADA DAN TERSEDIA

 

Fenomena keluarga di kota besar sudah menjadi kenyataan yang tak bisa lagi dipungkiri. Ketika anak-anak dibesarkan dengan berbagai fasilitas yang selalu ada dan tersedia. Dari urusan makan hingga sekolah. Keinginan orangtua untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak mereka bukanlah hal yang salah. Orangtua ingin hidup lebih praktis, efisien, dan efektif. Adanya baby sitter, asisten rumah tangga, sopir, dan satpam itulah yang mereka sediakan untuk membantu mengurus rumah.

 

Sudah hampir 3 tahun terakhir ini, kami tidak lagi menggunakan asisten rumah tangga lagi. Alasan dan pertimbangan pertama, jujur karena masalah pengetatan pengeluaran keluarga. Dana yang duunya digunakan sebagai gaji asisten rumah tangga dapat kami alihkan pada yang lebih penting. Hal kedua, memang kami ingin mendidik anak-anak kami agar lebih mandiri dan bertanggung jawab dengan ikut terlibat aktif dalam mengurus rumah tangga. Pada awalnya memang sangat berat dan kami merasa kerepotan, terutama istri. Dari mencuci, menjemur, memasak, membersihkan lantai, kamar mandi, dan masih banyak lagi. Kami melibatkan kedua anak kami untuk bersama-sama terlibat dalam pekerjaan ini. Dan tak terasa, 3 tahun telah kami lewati bersama dengan aman dan luar biasa.

 

PENELITIAN 75 TAHUN YANG MENGEJUTKAN!

 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard University dengan sebutan Grant Study selama 75 tahun tentang bagaimana mendidik anak agar berhasil ditemukan hasil yang sangat mengejutkan. Penelitian ini dipaparkan oleh seorang penulis buku Julie Lythcott-Haim dalam sebuah acara seminar di TED (sebuah acara pemaparan ide atau pemikiran orang-orang yang ahli di acara TV/Online). Apa kejutannya? Ternyata kesuksesan anak di masa depan dipengaruhi sebagian besar oleh pekerjaan rumah yang dilakukan setiap hari. Pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak di rumah seperti, mencuci piring, membersihkan halaman rumah, mencuci kendaraan, apapun yang dapat dikerjakan anak di rumah. Kelak ketika mereka besar nanti, mereka dapat:

 

  1. Melihat keadaan sekelilingnya yang tidak beres, dan menyediakan diri untuk menjadi penolong. Sebagai pemecah masalah, terlibat aktif untuk memberikan tindakan nyata pada sekiarnya.
  2. Kesediaan mereka untuk berjuang dan berusaha agar segala sesuatu menjadi lebih baik.

 

Dibandingkan dengan anak-anak yang bertumbuh dengan berbagai fasilitas, maka memang jauh perbedaannya. Yang bertumbuh tanpa pekerjaan rumah membuat anak-anak menjadi cuek dengan lingkungannya, menuntut orang lain untuk menyelesaikan permasalahan di sekitarnya. Menyalahkan lingkungan dan tidak bertanggungjawab.

 

PEKERJAAN RUMAH UNTUK ANAK-ANAK

 

Wow, tentunya para orangtua menjadi semangat untuk menjadikan anak-anak mereka makin sukses di kemudian hari. Sedini mungkin usia anak untuk terlibat dalam pekerjaan di rumah, maka tingkat keberhasilan di masa dewasanya juga semakin besar.

 

Samuel kecil, ketika ia berada di Bait Allah setelah diserahkan oleh ibunya juga melakukan pekerjaan-pekerjaan di Bait Allah. Karena memang Samuel tinggal di sana, maka pekerjaan itu juga termasuk pekerjaan “rumah” yang dikerjakan setiap hari. Membersihkan Bait Allah, membantu Imam Eli dalam mempersiapkan ibadah. Inilah yang menjadikan Samuel dewasa hingga tuanya menjadi orang yang bertanggungjawan dan berhasil. Jabatan dan tanggungjawab sebagai Imam, raja, dan sekaligus nabi dipikulnya bersamaan dengan berhasil.

 

 

 

Apa yang perlu diperhatikan untuk melibatkan anak-anak kita dalam pekerjaan rumahnya?

 

  1. Usia

Perhatikan usia anak dalam memberikan pekerjaan di rumah untuk dilakukan. Pemahaman dan cara berpikir yang berbeda pada setiap tahap perkembangan. Fisik atau tubuh juga menjadi pertimbangan dalam kemampuan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

 

  1. Jenis Pekerjaan

Perhatikan jenis pekerjaan yang aman bagi anak-anak. Jenis pekerjaan ini lebih menyangkut pada keamanan anak. Apakah berbahaya bagi mereka saat menggunakan alat-alat tertentu. Misal: memasak. Apakah pekerjaan anak itu aman ketika menggunakann kompor dan gas? Memotong rumput. Apakah menggunakan gunting taman aman bagi anak-anak?

 

  1. Pendampingan

Dampingi anak untuk diberikan contoh pekerjaan rumah dilakuan dengan aman dan benar. Secara urutan pengerjaannya, keamanannya, dan penyelesaiannya. Memberikan keterangan ssetiap tahap. Lakukan dengan cara menyenangkan, bukan membosankan karena kita berbicara kepada anak-anak.

 

  1. Evaluasi – Feedback

Layaknya garam sebagai penguat rasa makanan yang terdiri dari Sodium dan Klorida demikian pula pujian dan kritikan pada anak-anak kita saat mereka melakukkan pekerjaan rumah. Ketika anak-anak melakukan kesalahan ataupun keberhasilan dalam tugasnya. Bagian ini akan menentukan kepribadian mereka. Jika kita sebagai orangtua salah dalam memberikan evaluasi maka berbahaya untuk perkembangan pribadi mereka. Tetap berikan kepercayaan dan tanggungjawab pada anak-anak kita. Bersabar ketika mereka melakukan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

 

 

 

HAMBA YANG TAAT DAN SETIA

 

Ketika Yesus memberikan perumpamaan tentang hamba yang diberikan talenta dan bagaimana tipe ketiga hamba tersebut sebenarnya menggambarkan tanggungjawab yang sedang dibangun. Bagaimana Allah juga menyediakan diri untuk mempercayai kita sebagai anak-anakNya.

 

Marilah kita belajar untuk memberikan tanggungjawab dan mempercayai anak-anak kita seperti Tuhan melakukannya tehadap kita. Ini semua untuk masa depan anak-anak kita.

 

 

 

Quality Time, Family Power – Pdm. Toninardi Wijono, S.Psi, CBA

No Comments

Enroll Your Words

To Top