Dunia Yang Berubah

family

Dunia yang saat ini kita tinggal sudah benar-benar berubah dan berbeda dengan generasi saat kita hidup belasan bahkan puluhan tahun yang lalu. Perubahan yang begitu cepat mengakibatkan pemahaman kita terhadap generasi yang ada saat ini menjadi lebih rumit dan sulit dimengerti. Sepertinya ada sebuat batas atau jurang antar generasi yang tercipta saat ini.

 

 

 

Beberapa ahli dibidang sosial, marketing, psikologi, dan pengamat kebudayaan menyebutkan berbagai istilah untuk generasi yang saat ini ada. Joseph Jaffe (2007) melalui bukunya “Join the Conversation” menyebutkan sebagai generasi “aku” (Generation i). Sebuah generasi yang tidak bisa diatur oleh orang lain. Lain lagi dengan Don Tapscott (2009) dalam bukunya “Grown Up Digital” menyebutkan generasi ini sebagai Net-Generation (Generation Z). Generasi yang sangat terbiasa dengan media. Sedangkan Douglas Rushkoff (1997) menggunakan istilah Screenager untuk menggambarkan keadaan generasi sekarang ini, karena mereka setiap hari dihadapkan dengan layar kaca dan media. George Barna dan Tim Elmore menyebutkan bahwa generasi yang lahir mulai tahun 1984-2001 sebagai Generasi Millenium. Apapun istilahnya sebenarnya ada sebuah ciri-ciri khusus yang mewarnai generasi ini yang berbeda dengan generasi sebelum-sebelumnya.

 

Pengaruh teknologi tidak lepas begitu saja menjadi pemicu ciri pada generasi ini. Kemajuan dan perkembangannnya yang begitu pesar dapat mengubah perilaku generasi saat ini. Beberapa hal yang dapat dicermati perilaku mereka adalah: (sisi negatif)

 

  1. Hidup tidak fokus, perhatian yang terganggu
  2. Kecanduan dengan dunia maya (net-addict) dan layar kaca.
  3. Tidak ada waktu untuk olah raga dan hidup sehat.
  4. Tidak tahu malu (gaya hidup, fashion, dll)
  5. Pencuri, melakukan pencurian hak intelektual tanpa rasa bersalah.
  6. Penuh dengan kekerasan
  7. Tidak memiliki etika kerja yang baik
  8. Mengasihi diri sendiri berlebihan (narcissistic)

Apakah ini yang disebutkan sebagai generasi yang terhilang? Apakah yang tertulis dalam Hakim 2:10[1] sedang terjadi? Sebuah generasi yang bangkit dengan hidup tidak takut akan Tuhan. Tuhan memberikan kepada kita kesempatan untuk melakukan sesuatu pada generasi ini melalui keluarga dan gerejaNYA.

 

                                                   DIMULAI DARI KELUARGA : PEMULIHAN PASANGAN

 

Hubungan suami dan istri harus dikembalikan sesuai dengan Firman Tuhan yang terdapat pada Efesus 5:22-33. Suami yang mengasihi istri, seperti Kristus mengasihi jemaat, demikian istri tunduk kepada suami seperti jemaat kepada Kristus. Ini sebuah rahasia besar (ayat 32).

 

Pemulihan anak-anak dan pemuridan harus dimulai dari pemulihan pasangan. Jika memang ada permasalahan yang terjadi antara suami istri gunakan prinsip segitiga di samping. Bahwa semakin dengan suami atau istri dekat dengan Tuhan maka akan semakin mempererat hubungan diantara mereka. Anak-anak akan menikmati kedekatan orangtua pada Tuhan. Anak-anak akan merasakan hadirat Tuhan dan suasan Sorga di rumah mereka.

Pemulihan keluarga dan pemuridan harus diawali dari pasangan suami istri yang dipulihkan.

 

 

 

 

WAKTU ADALAH KESEMPATAN

 

Kejadian beberapa waktu yang lalu, saat seorang gadis remaja berasal dari Jawa Timur, Nova yang berteman dengan teman pria yang dikenalnya melalui jejaring sosial Facebook lari dari rumah sempat ramai dibicarakan di media massa. Facebook menjadi kambing hitam karena tidak bisa membela diri. Namun jika dicermati lebih jauh sebenarnya penyebab utamanya bukanlah jejaring sosial itu. Bahkan kasus yang serupa  sudah lebih dari 100 kasus yang dilaporkan di Komnas HAM baru-baru ini. Perhatikan, bahwa semua pasti ada hubungan dengan keluarga. Bagaimana sikap dan perlakukan orangtua Nova sebelum ia melarikan diri. Tamparan keras sempat mendarat di wajah Nova. Beberapa waktu sebelumnya ternyata Nova juga sempat melarikan diri dari rumah. Keluarga.

 

 

WAKTU BERKUALITAS DENGAN ANAK-ANAK

 

Sebuah survey yang dilakukan beberapa waktu yang lalu oleh Lyn Craig yang meneliti tentang waktu ayah bersama anak-anak mereka di beberapa negara, diantaranya: AS, Denmark, Perancis, Australia, dan Italia. Hasilnya, ayah Australia ternyata rata-rata meluangkan waktu untuk anak-anaknya di akhir minggu cuma 6 menit!! Anak-anak lebih banyak waktu dengan ibunya. Bagaimana dengan kita sebagai orangtua? Berapa banyak waktu yang telah kita sediakan bagi anak-anak kita?

 

Ulangan 6:7 (Ulangan 11:19)

 

“Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”

 

Ada 4 waktu yang tersedia bagi orangtua untuk menyediakan –memberikan- waktu bagi anak-anaknya.

  •  Waktu Duduk

Kapankah kita banyak menggunakan waktu untuk duduk bersama dengan keluarga?

  • Waktu makan

Gunakan waktu makan bersama untuk berkomunikasi dengan anak-anak. Kebiasaan makan bersama saat ini banyak yang luntur dan dilupakan padahal kebiasaan itu sangat besar manfaatny

 

  • Waktu bermain dan rileks

Ciptakan permainan yang bisa dilakukan bersama-sama dengan anak-anak. Jika ada waktu santai, duduklah bersantai dengan anak-anak.

  •  Waktu Berdoa (Mezbah Keluarga)

Waktu bersama untuk berdoa dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari.

Peran Orangtua: Sebagai PENGAJAR (Guru)

 

familyMengajarkan tentang nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan, pembentukan karakter, peraturan, standart. Dalam mezbah keluargapun, orangtua terutama ayah berperan sebagai imam dalam keluarga.

 

  1. Waktu dalam Perjalanan

 

Dalam perjalanan, lakukan perjalanan bersama dengan anak-anak. Mungkin hanya dekat saja, namun tetap bisa bersama. Menjemput sekolah, mengantar les, membeli buku, mengantar sekolah, dll. Sering kita melepaskan anak-anak kita kepada orang lain tanpa berinteraksi langsung dengan kita. Sopir, antar jemput, anak tetangga.

 

Perjalanan, adalah waktu yang Tuhan mau kita menyampaikan sesuatu dan berkomunikasi bersama dengan anak-anak kita. Seringkali kita orangtua berinteraksi dengan rekan bisnis atau sahabat kita saat bersama-sama dalam perjalanan bersama anak-anak.

 

Peran Orangtua: Sebagai SAHABAT

 

Secara bebas bercerita tanpa batas usia dan status. Masuk ke dalam dunia anak-anak dengan cara pandang yang berbeda. Dalam hal ini kita harus memahami anak-anak dan masuk ke dalam dunia mereka karena kita memiliki pengalaman menjadi anak-anak. Setidaknya itu adalah modal kita sebagai orangtua. Ceritakan kesaksian dan pengalaman, bercanda yang positif. Menceritakan masa lalu yang memberikan inspirasi bagi anak-anak. Bagaimana hubungan kita dengan orangtua, teman-teman, atapun peristiwa-peristiwa khusus.

 

  1. Waktu Berbaring

Waktu menjelang anak-anak tidur. Bisa dalam bentuk mezbah keluarga atau berbicara secara santai. Dalam kondisi menjelang istirahat tidur biasanya tubuh dan pikiran lebih rileks, waktu ini gunakan untuk bersama dengan anak-anak dan berkomunikasi dengan dengan mereka.

 

Peran Orangtua: Sebagai KONSELOR

 

Menggali dan menelusuri berbagai kejadian yang dialami atau menjadi masalah yang sedang dihadapi anak-anak. Berikan rasa aman dan ruang terbuka atas kejujuran mereka. Seorang konselor yang baik adalah konselor yang memiliki kemampuan mendengar (listening). Dalam waktu ini mungkin lebih banyak anak bicara daripada kita orangtua mereka.

 

Sebagai tambahan, pada saat menjelang tidur itu secara teori gelombang otak saat anak menjelang tidur adalah pada gelombang alfa (8 Hz – 12 Hz), di mana pada level itu anak akan merasa rileks dan tenang. Masih dalam kondisi sadar. Dalam kondisi ini sangat efektif untuk

  • Menjaga mood agar tetap rileks walaupun sedang ada musibah dan menjaga pikiran agar tidak terkena pengaruh negatif dari luar
  • Memasuki kondisi kreatifitas/kreatif yang dalam.
  • Pengganti tidur siang.
  • Menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan.
  • Mengubah Persepsi Rasa Sakit.Klik disini untuk membaca keterangannya.
  • Untuk memasuki kondisi kesadaran spiritual (rohani)
  • Mengembangkan Kekuatan Psikologis

 

  1. Waktu Bangun

 

Di pagi hari waktu menyambut hari dengan mezbah keluarga bersama adalah waktu yang menyegarkan. Bukan waktunya marah dan penuh ketegangan. Berikan semangat kepada anak-anak kita.

Waktu bangun adalah juga berbicara saat anak-anak kita melakukan kesalahan. Setiap anak selalu menginginkan untuk tidak mengulangi kesalahan atau kegagalan itu kembali. Saat itulah kita akan berperan sebagai:

 

Peran Orangtua: Sebagai PELATIH

 

Sebagai seorang pelatih, orangtua memberikan semangat kepada anak-anaknya untuk menghadapi hari ini. Memberikan kekuatan dan mengingatkan hal-hal yang perlu diperhatikan saat mereka sekolah, olahraga, ujian, atau bermain dengan teman-temannya. Pelatih tidak membuat orang lain putus asa dan mengharapkan kekalah. Pelatih tidak membuat orang lain tidak memiliki harapan. Pelatih mengharapkan setiap orang menang. Kuatkan dengan berkat, doa, dan Firman menjelang anak-anak kita menghadapi tantangan setiap hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak adakah waktu dari ke-empat kemungkinan yang dapat kita berikan untuk anak-anak kita sehingga waktu yang berkualitas ada antara kita dengan anak-anak kita?

 

 

“Ajarlah kami menghitung hari-ha ri kami sedemikian,

hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”

(Mazmur 90:12)

 

 

No Comments

Enroll Your Words

To Top