“Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”
(Filipi 4:9)
SATU SUARA
Hanya karena 1 suara dapat terjadi perbedaan bahkan sejarah dunia tercatat. Dalam pengambilan suara pada tahun-tahun berikut ini akhirnya membuat sejarah bagi dunia yang sangat berpengaruh.
Tahun 1645 satu suara memberi Oliver Cromwell mengendalikan Inggris
Tahun 1649 satu suara menyebabkan Charles I dari Inggris dieksekusi
Tahun 1868 satu suara menyelamatkan Presiden Andrew Johnson dari pelengseran dirinya
Tahun 1875 satu suara mengubah Perancis dari Kerajaan menjadi Republik
Tahun 1923 satu suara memberi Adolf Hitler mengendalikan partai Nazi
Ternyata dengan “hanya” satu suara dapat memberikan pengaruh besar dalam sejarah dunia. Pengaruh yang lahir dari seseorang yang telah mengambil keputusan untuk memilih.
Bagaimana senadainya satu suara itu adalah Saudara sebagai orangtua? Yaitu ayah atau ibu dari anak-anak saat ini. Saudara dapat memberikan pengaruh bagi masa depan anak-anak. Melalui Saudara sebagai orangtua, anak-anak bertumbuh besar scara jasamani maupun rohani.
Apakah orangtua memberikan pengaruh yang besar kepada anak-anaknya? Benar. Orangtua memberikan pengaruh yang besar pada anak-anak mereka secara holistik. Pengaruh yang paling besar adalah saat anak-anak mendapatkan pengalaman bersama dengan orangtua mereka. Pengalaman-pengalaman itu menjadi pelajaran yang tak tertulis bahkan secara informal dapat dipelajari dengan baik oleh anak-anak. Anak mendapatkan pengalaman pertama dari orangtua mereka, terutama saat usia-usia dini. Pengalaman diberi ASI, pengalaman pada gendongan pertama, pengalaman dimandikan, pengalaman bermain bersama. Pengalaman-pengalaman itu akan membuat sebuah impresi atau kesan yang terekam dalam memori anak. Selanjutnya ada proses belajar dan melakukan hal yang sama dari pengalaman-pengalaman tersebut. Pengalaman itu bisa dari melakukan bersama-sama atau dari pengamatan indra anak-anak. Kedua hal itu membentuk pengalaman bagi mereka.
PENGALAMAN DIBERIKAN
Ketika aku masih kecil, ibuku mengajak aku untuk berdoa bersama di gereja. Doa semalaman. Aku heran mengapa selalu diajak seminggu sekali ke gereja untuk berdoa. Ternyata memang ibuku sedang ada masalah berat setelah aku ditinggal ayahku beberapa waktu sebelumnya. Aku memiliki pengalaman bersama ibuku yang mengajak aku berdoa, bahkan aku melihat bagaimana pertolongan Tuhan padanya. Pengalaman akan doa itulah yang aku ingat dan belajar, bahwa jika ada tantangan atau masalah, datang pada Tuhan melalui doa. Pengalaman yang diberikan oleh ibuku, menjadikan aku seperti sekarang ini.
Aku mau memberikan hal yang sama kepada anak-anakku. Mereka perlu belajar mempercayai kuasa Tuhan di usia yang masih muda. Sebelum dunia memberikan pengalaman yang hanya dari melihat. Kali in, aku mau memberikan pengalaman dari apa yang tidak terlihat. Iman!
Beberapa waktu lalu tiba waktunya untuk membayar uang sekolah anak-anakku. Terasa sangat berat sekali menyediakan dana untuk itu karena pembayaran yang berlaku adalah setiap 3 bulan. Dengan 2 anak, jadi perhitungannya setiap 3 bulan harus menyediakan dana untuk 6 bulan uang sekolah. Jujur saya juga mengalami kekuatiran. Hal ini anak-anakku mengetahuinya. Kami menceritakan kepada mereka, bukan hanya untuk hidup berhemat tetapi lebih dari itu adalah berdoa! Belajar untuk berjalan dengan iman. Pengalaman yang tegang ini berjalan dengan luar biasa. Pengalaman pertama, anakku yang paling kecil berdoa dan Tuhan berbicara kepadanya untuk menggunakan uang tabungan yang selama ini ia miliki. Ia belajar bahwa Tuhan ternyata bisa berbicara kepadanya. Pengalaman kedua, dialami anakku yang sulung di saat hari terakhir penyediaan dana yang tercukupi. Ia resah selama sekolah, karena kuatir tidak ada dana untuk uang sekolahnya. Kami sudah berdoa setiap pagi untuk pergumulan ini. Hanya perlu teriak minta tolong saja, dan kami sudah lakukan. Sore hari, mujizat terjadi! Di depan anakku sulung, aku tunjukkan pertolongan Tuhan dengan adanya dana masuk di rekening untuk biaya sekolah. Ajaib! Anakku sampai tak bisa berbicara. Terdiam dan matanya berkaca-kaca. Lemas, sambil memegang kepalanya dengan kedua tanganya. “Luar biasa… awsome..awsome.. Tuhan luar biasa”. Itu pengalaman!
SEKARANG BERIKAN
Berikan anak-anak kita pengalaman-pengalaman bersama dengan Allah. Pengalaman-pengalaman yang kita berikan dan tunjukkan itu akan membuat mereka belajar tentang Allah. Iman mereka bertumbuh, dan mereka akan mengenal Allah bukan dari kata orang, atau hanya sekedar membaca Firman Tuhan saja, namun Firman itu hidup dari pengalaman-pengalaman mereka bersama dengan kita.
Berikan sekarang atau kita terlambat. Jangan berpikir pengalaman itu selalu yang besar dan “wah”. Berikan pengalaman-pengalaman dari yang paling sederhana. Misalnya, saat memasak bersama. Ceritakan tentang Yesus saat memasak dan gunakan memasak dengan bumbu-bumbu sebagai ilustrasi rohani. Saat memperbaiki atap rumah, ceritakan tentang rumah kepada anak-anak kita, sambil anak-anak membantu kita. Saat tidur bersama, saat membca, saat pergi, dan masih banyak lagi pengalaman yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita. Selagi waktu masih ada, tubuh masih kuat, berikan sekarang kepada mereka. Mereka memerlukan itu dari orangtuanya.
TANTANGAN : WAKTU
Seringkali, waktu inilah yang menjadi masalah. Alasan orangtua, tidak ada waktu. Sibuk, jadwal padat. Waktu tidak pernah berubah. Tetap akan berjalan maju, tak akan mundur. Akan tetap sama dalam hitungan. Detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun. Yang harus berubah adalah kita, orangtua. Memasukan waktu dalam jadwal untuk keluarga dan anak-anak. Sepulang kerja, berikan waktu untuk berpengalaman bersama dengan anak-anak. Selepas pelayanan, berikan waktu berpengalaman bersama istri dan anak-anak. Berkomitmenlah untuk memberikan waktu untuk mereka. Waktu tidak bisa menjadi alasan. Hanya kesediaan hati kita yang perlu diubahkan.
Jika karena 1 suara memberikan pengaruh untuk dunia… maka satu orangtua pun dapat mengubah karakter bangsa melalui anak-anak mereka.
Marilah menjadi pengubah karakter bangsa melalui anak-anak kita.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
(Filipi 4:8)
No Comments